Fenomena Tidur Ketindihan dan Mimpi dari Segi Syariat

26/12/2017

Keinginan untuk bangun memaksa tapi tidak bisa, tubuh juga sulit bergerak dan ingin berteriak mulut seperti tidak bisa bersuara. Selain itu, tidak jarang ada yang merasakan hal lain, merasa ada sosok lain bersamanya. Belum lagi ditambah beberapa bayangan seram menakutkan atau sedang ada yang mengancam dan kita tidak dapat bergerak. 

Fenomena ini sering dikaitkan dengan hal-hal supranatural, rupanya fenomena ini memiliki istilah "ketindihan" Benarkah ini gangguan jin? Bisakah karena gangguan setan? Bisa saja. sebagaimana tentang hadits ‘ain (gangguan yang ditimbulkan dari pandangan yang tidak baik semisal hasad , pujian dan lain-lain)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
العين حقُ ولو كان شيء سابق القدر لسبقته العين
“Pengaruh ‘ain itu benar-benar ada, seandainya ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, ‘ainlah yang dapat melakukannya.” (HR. Muslim)

Dan mimpi juga bisa berasal dari setan yaitu mimpi buruk dan mimpi yang bisa membuat pelakunya ketakutan atau merasa terganggu,

Diriwayat oleh Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu,
الرؤيا ثلاث حديث النفس وتخويف الشيطان وبشرى من الله
Mimpi itu ada tiga macam: [1]bisikan hati, [2]ditakuti-takuti setan, dan [3]kabar gembira dari Allah.”[1]
Dalam lafadz riwayat Muslim,
إِذَا اقْتَرَبَ الزَّمَانُ لَمْ تَكَدْ رُؤْيَا الْمُسْلِمِ تَكْذِبُ وَأَصْدَقُكُمْ رُؤْيَا أَصْدَقُكُمْ حَدِيثًا وَرُؤْيَا الْمُسْلِمِ جُزْءٌ مِنْ خَمْسٍ وَأَرْبَعِينَ جُزْءًا مِنْ النُّبُوَّةِ وَالرُّؤْيَا ثَلَاثَةٌ فَرُؤْيَا الصَّالِحَةِ بُشْرَى مِنْ اللَّهِ وَرُؤْيَا تَحْزِينٌ مِنْ الشَّيْطَانِ وَرُؤْيَا مِمَّا يُحَدِّثُ الْمَرْءُ نَفْسَهُ فَإِنْ رَأَى أَحَدُكُمْ مَا يَكْرَهُ فَلْيَقُمْ فَلْيُصَلِّ وَلَا يُحَدِّثْ بِهَا النَّاسَ

“Apabila hari kiamat telah dekat, maka jarang sekali mimpi seorang muslim yang tidak benar. Dan orang yang paling benar mimpinya di antara kalian adalah yang paling benar ucapannya. Mimpi seorang muslim adalah sebagian dari 45 macam nubuwwah (wahyu). 

Mimpi itu ada tiga macam: (1) Mimpi yang baik sebagai kabar gembira dari Allah. (2) mimpi yang menakutkan atau menyedihkan, datangnya dari syetan. (3) dan mimpi yang timbul karena ilusi angan-angan, atau khayal seseorang. Karena itu, jika kamu bermimpi yang tidak kamu senangi, bangunlah, kemudian shalatlah, dan jangan menceritakannya kepada orang lain.”[2]

Jadi mimpi ada tiga penyebabnya:
1.mimipi yang baik dari Allah
2.mimpi yang buruk dari syaithan
3.mimpi “bunga tidur” yaitu mimpi karena terbawa pikiran atau terkejut dengan suatu peristiwa atau ada sesutau yang terus menerus sedang dipikirkan

Cara mencegahnya
Kita lakukan adab-adab sebelum tidur yang sudah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berupa doa-doa sebelum tidur. Dan juga adab-adab ketika terbangun dari tidur karena mimpi buruk. Karena Allah yang menjaga kita selama kita tidur. 
Baca juga: Doa sebelum tidur
Doa setelah bangun tidur

Keadaan tidur memang membuat kita lalai sehingga beberapa ulama (sebagian pendapat) menjelaskan bahwa tidur adalah mati “kecil”.
Sebagaimana dalam ayat.
Firman Allah Ta’ala,
اللَّهُ يَتَوَفَّى الْأَنْفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْأُخْرَى إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) ruh (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; Maka Dia tahanlah ruh (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan ruh yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda- tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.” (Az-Zumar : 42)

Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma, berkata,
أن أرواح الأحياء والأموات تلتقي في المنام، فيتعارف ما شاء الله منها، فإذا أراد جميعها الرجوع إلى أجسادها أمسك الله أرواح الأموات عنده وحبسها، وأرسل أرواح الأحياء حتى ترجع إلى أجسادها إلى أجل مسمى وذلك إلى انقضاء مدة حياتها.
“Sesungguhnya ruh orang yang hidup dan ruh orang mati bertemu dalam mimpi. Mereka saling mengenal sesuai yang Allah kehendaki. Ketika masing-masing hendak kembali ke jasadnya, Allah menahan ruh orang yang sudah mati di sisi-Nya, dan Allah melepaskan ruh orang yang masih hidup ke jasadnya, sampai batas waktu tertentu yaitu selama hidupnya.”[3]

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush shalihaat, wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam

Like :

0 comments:

 
Support : expert Website | bufagroup | bufagroup
Copyright © 2011. Bufagroup Info Kreativitas Usaha dan Lapangan Kerja - All Rights Reserved